GEMPA BUMI DI NIAS
Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul di media massa tentang Bencana. Orang-orang tak henti-hentnya membicakan tentang bencana, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, orang tua bahkan orang yang sudah lanjut usia. Kata bencana menjadi sangat familiar bagi setiap orang sehingga sudah tidak menjadi hal yang asing lagi. Yang menjadi permasalahnya adalah "apakah setiap orang sudah siap menghadapi bencana?". Hal ini merupakan satu tanda tanya besar bagi kita.
|
Gambar: Lokasi Gempa Bumi di Nias |
Pada Tahun 2005 yang lalu, tepat pada tanggal 28 maret terjadi Gempa Bumi yang sangat dasyat di Nias. Potensi gempanya adalah 7,8 SR. Begitu banyak yang hancur akibat gempa tersebut. Yang lebih menyakitkan adalah banyaknya korban jiwa yang harus meninggalkan keluarganya. Anak-anak yang seharusnya masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya terpaksa hidup dengan penuh tangisan. Semua terjadi secara tiba-tiba, satu pun tidak ada yang tahu. Dalam beberapa kasus kebanyakan orang meninggal akibat tertimpa oleh bangunan rumahnya sendiri. Dan beberapa kasus lainnya karena reruntuhan bangunan di sekitarnya. Kalau saya menganalisa bahwa jatuhnya korban yang banyak dalam kejadian gempa ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
- Kurang adanya pengetahuan masyarakat tentang bencana yang akan terjadi tersebut.
- Kurang adanya upaya pemerintah dalam mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi bahaya bencana.
- Bencana tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya.
Dalam kasus ini, saya berharap supaya setiap orang harus mampu mengetahui tentang bagaimana menghadapi bencana yang terjadi di setiap daerahnya masing-masing. Kata kesiapsiagaan adalah kata kunci dalam menghadapi bencana. Semua ini tidak terlepas dari tanggungjawab pemerintah setempat untuk memberikan pelatihan atau penyuluhan tentang kebencanaan sehingga semua masyarakat selalu siap dalam menghadapi bencana.